blog how to, blog trick, blog tips, tutorial blog, blog hack

Minggu, 14 Juni 2009

Mind Set Mahasiswa Terhadap Entrepreneurship


Ada beberapa fenomena yang terjadi pada saat ini , khusunya pada dunia kependidikan tingkat perguruan tinggi . Pada tahun sembilan puluhan mahasiswa yang lulus dengan Ip diatas atau sama dengan 3,00 merupakan hal yang langka dan dapat dihitung dengan jari , merupakan suatu kebanggan bila kita memilki IP yang begitu tinggi . Namun fenomena ini menjadi hal yang tidak luar biasa saat ini . Karena saat ini IP diatas tiga bukanlah hal yang luar biasa , malahan kebalikan dengan 90-an . Karena saat ini yang bisa dihitung jari adalah mahasiswa yang memilih IP dibawah 3,00 .
Bila dikaitkan dengan permintaan pasar , secara logika dengan menyandang IP yang rata - rata lebih dari atau sama dengan 3,00 akan dengan mudah mendapatkan pekerjaan , karena standar IP yang ada untuk melamar pekerjaan adalah 2,75 . namun mengapa angka pengangguran masih begitu tinggi . Seorang mahasiswa akan rela menunggu jawaban dari lamaran - lamaran yang dikirimnya selama berbulan - bulan tanppa melakukan hal - hal yang tidak memberikan ruang bagi potensi dirinya . Menganggur seolah menjadi suatu hal yang biasa karena menunggu panggilan perusahaan tempat dia melayangkan surat lamarannya . Mereka tidak meme\ikirkan alternatif lain selain bekerja sebagai karyawan ( employee ) . Menurut Heru Purnomo dalam Koran Repubilka menyebutkan bahwa rendahnya minat mahasiswa untuk berwirausaha dipengaruhi oleh beberpa hal yaitu
  1. Ketergantungan mahasiswa terhadap dunia kerja formal , setiap mahasiwa dimanapun dia berada akan selalu menjawab dengan serentak disaat mereka ditanya " setelah lulus kuliah , kalian akan kemana ? " jawab mereka adalah bekerja . Bekerja sebagai seorang karyawan suatu perusahaan atau kantor merupakan impian dan tujuan utama mahasiwa setelah mereka selesai kuoliah .Ketergantungan inilah yang menyebabkan mereka memilih menunggu panggilan ketimbang menengok kearah lain untuk memberikan potensi dirinya , artinya mereka tidak memikirkan bila mereka berwirausaha .
  2. Masih banyak pandangan yang keliru terhadap dunia wirausaha , Pandangan yang keliru ini khusunya pada pandangan bahwa untuk berwirausaha diperlukan modal yang banyak . Modal yang dimaksut adalah model berupa uang . Pandangan ini tentu saja tidak benar sepenuhnya , karena saat ini untu berwirausaha , modal yang diperlukan tidak harus uang , namun dapat berupa modal yang lain . misalnya modal potensi diri yang dapat ditawarkan sebagai bargaining , modal jaringan yang dibentuk , modal kepercayaan dan lain - lain .
  3. Faktor lingkunag keluarga yang mencetak image tentang arti pentinganya berwirausaha bagi kehidupan . saat ini faktor keluarga yang berada pada lingkunagn yang minim dari sebuah usaha ( wirausaha ) akan memberikan image bahwa menjadi seorang karyawan lebih terhormat dari seseorang yang berwirausaha . Orang yang pergi jam 8 pagi dan pulang jam 4 sore serta memilki kantor atau perusahaan yang ditujunya setiap hari adalah orang yang memilki nilai di mata masyarakat . Image inilah yang mempengaruhi seorang mahasiswa untuk tidak secara tanggap merespon apa yang menjadi potret pasar tenaga kerja . Mereka cenderung terbelenggu dengan image yang telah diciptakan . Hal ini akan berbeda dengan mahasiwa yang sudah berada pada lingkungan yang beramosfer wirausaha . Mereka akan dengan cepat merespon peluang - peluang yang ada , walupun mereka masih tetep memilki keinginan menjadi employee setelah menyelesaikan masa studinya .
Ketika hal diatas memberikan kontribusi pada keberlangsungan potret tenaga kerja yang ada. Hal ini tidak disadari secara langsung oleh masyarakat , karena dampak ini tidak berwujud secara langsung . Sebenarnya dunia akademik juga memberikan andil dalam ini . Para dosen sering kali tidak sadar selalu bertanya " Sekarang bekerja di perusahaan mana ?" kepada setiap alumni . Hal ini sebenarnya juga mempengaruhi pola pikir dari alumni dan ini tidak disadari oleh sebagian orang . Sehingga pertanyaan itu menjadi pertanyaan yang sewajarnya dan ini akan makin membentuk jiwa ketergantungan pada dunia formal.
Beberapa faktor diatas dapat menjadi belenggu dabi pengembangan potensi diri . Seringkali kita terjebak dalam mental block ( belenggu mental ) yang memenjarakan diri , sebagaimana yang diungkapkan oleh Adi W.Gunawan dalam sebuah seminar " Kiat Meningkatkan Potensi Diri " ( 17 agustus 2008 ) menyatakan " sadarkah kita berada dalam penjara mental dan kita tidak tahu berada dalam penjara tersebut " . Kalimat ini menggambarkan bahwa kita sering kali berada pada penjara kita sendiri yang kita sendiri tidak tahu berada di sana . Semua ini bisa terjadi karena bebrapa faktor antara lain ilmu pengetahuan , pengalaman , pandangan - pandangan dari lingkungan sekitar kita dan lain -lain . Apakan kita akan menjadi orang seperti ini ? Tentunya tidak . Untuk itu kita perlu membuka diri , membuka pola pikir dan wawasan serta senantiasa berfikir positif

( Materi Seminar " Menanamkan dan Menumbuhkan Pola Pikir dalam Kewirausahakan " Malang 13 Juni 2009 , IMTI Zona Malang . )

1 komentar:

Anonim mengatakan...

widih,berat bgt ya blog km......
but,keren bgt.....

 

© Black Newspaper Copyright by Sidoelzis Corp | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks